Sabtu, 03 Desember 2016

TEORI KEBENARAN (2)


TEORI KEBENARAN (2)
5.      Teori Kebenaran Sintaksis
Para penganut teori kebeneran sintaksis, berpangkal tolak pada keteraturan sintaksis atau gramatika yang dipakai oleh suatu pernyataan atau tata bahasa yang melekatnya. Dengan demikian, suatu pernyataan memiliki nilai benar apabila pernyataan itu mengikuti sturan sintaksis yang baku. Atau dengan kata lain apabila proposisi itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang diisyaratkan maka proposisi itu tidak memiliki arti. Teori ini berkembang diantara para filsuf analisis bahasa, terutama yang begitu ketat terhadap pemakaian gramatika.
6.      Teori Kebenaran Nondeskripsi
Teori kebenaran nondeskripsi dikembangkan oleh penganut filsafat fungsionalisme. Karena pada adasrnya suatu statemen atau pernyataan akan mempunyai nilai benar yang amat tergantung peran dan fungsi daripada pernyataan itu.
7.      Teori Kebenaran Logis yang berlebihan
Teori ini dikembangkan pada kaum positivistik diawali oleh Ayer. Pada dasarnya menurut teori kebenaran ini, bahwa problema kebenaran ini hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan akibat oleh suatu pemborosan hend. Karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenaranya memiliki derajat logis yang sama yang masing-masing saling melingkupinya.(Abbas, Hamami.1983.hlm:115-121) 

Sumber: Surajiyo. 2005. Ilmu Filsafat suatu pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar