Individu dan
person
Manusia adalah makhluk yang berelasi. Manusia menajdi dirinya dnegan
keluar dari dirinya. Ini merupakan suatu
pengalama induk. Relasi dnegan sesame,
dengan dunia dan dengan Tuhan bukan suatu tambahan saja., melain kan
berhubungan dengan hakikat diri manusia. Perlu diperdalam status ontologis
atau metafisik (kekhasan cara berada) diri manusia. Meskipun manusia berelasi dengan yang
lain, namun manusia tetap berdiri
sendiri. Dalam tradisi Aristoteles
dipakai kata “substantia” (berdiri pada kaki sendiri) yang bertentangan
dengan kata "aksidens" berada di dalam suatu subjek). Tiap substansi mempunyai individualitas dan keunikan yang
khas. Namun, pengertian individualitas dan keunikan bukan suatu pengertian
yang bersifat uniform atau univok sehingga dikatakan sebagai cara yang
sama tentang semua substansi. Kata atau
pengertian substansi bersifat analog yaitu terdapat kesamaan dan keberbedaan
sekaligus. Dan analogi substansi itu bertingkat-tingkatterdapat individual atau keunikan yang lebih rendah dan
lebih tinggi.. Terdapat individualitas atau daripada keunikan
seekor anjing. Keunikan sebuah paku lebih rendah keunikan
sebagai individu
anjing. Kekhasan manusia ialah bahwa manusia memiliki kebudayan dan keunikan
sebagai pribadi Persoalannya adalah bagaimana tentang hubungan individualitas
dengan kepribadian. Manakah perbedaan di
antara ke-unikan sebagai individu dan keunikan
sebagai person.
Sumber:
Adelbert, 2004. Antropologi Berfilsafat. Yogyakarta:Pustaka
Filsafat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar