Manusia Makhluk Paradoksal
Manusia
adalah makhluk paradoksal. Materi menjadi kawan sekaligus lawan. justru ketegangan di antara
roh dan materi merupakan suatu daya penggerak bagi kemajuan teknik. Keterbukaan manusia roh tidak
mengenal batas padahal materi tetap
terbatas. Materi membuat organ-organ tubuh berpartisipasi dalam dimensi roh.
Berkat bteknik telekomunikasi manusia dapat hadir diseluruh dunia, dan pada
suatu ketika ia dapat melihat serta mendengar apa apa yang terjadi dieplanet
lain. Indera manusia diperluas dan kehadiran mansuia menuju sesuatu yang tak
terbatas.
Di
pihak lain, materi juga menjadi
lawan. Materi menghalangi suatu ide
terwujud secara ideal seperti dalam bayangan semua orang setelah menyelesaikan pahatan “Musa” Michelangelo berseru, "Bukan begini yang aku
maksud”. Demikian juga dalam dunia teknik.
Materi adalah kawan sekaligus lawan.
Nyata juga
bahwa teknologi tak pernah dapat menghapus sifat-sifat khas materi. Sifat yang temporal dan spasial tetap
tinggal. Jarak antara Sibolga dan Medan
tetap 300 km. Untuk melewati jarak
tersebut dibutuhkan waktu. Sifat
temporal dan spasial tak pernah terhapus,
hanya saja jarak itu dilewati dan waktu yang dibutuhkan untuk
melewatinya berbeda-beda. Jaraknya tetap
dan unruk melewatinya dibutuhkan waktu.
Materi
menjadi kawan sekaligus lawan karena sifat materi lain dari sifat roh. Meskipun berlainan, namun bersatu juga. Refleksi atas teknologi membuat kita tidak sadar
bahwa baik dualisme maupun monisme sebagai pandangan atas manusia. tidaklah berdasar. Ketegangan di antara roh dan materi justru
merupakan suatu daya penggerak. Dinamika
teknik tak pernah akan sampai pada titik selesai karena ketegangan di antara
roh dan materi tak pernah terhapus.
Manusia sebagai roh tetap melihat kemungkinan baru dan dalam
realisasinya dalam materi ia tetap terikat akan keterbatasan materi dengan
sifat-sifatnya yang khas.
Sumber: Adelbert,
2004. Antropologi Berfilsafat. Yogyakarta:Pustaka
Filsafat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar