Matematika Yunani
Pythagoras
dari Samos
Matematika Yunani merujuk pada matematika yang
ditulis di dalam bahasa Yunani antara tahun 600 SM sampai 300 M. Matematikawan
Yunani tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania bagian timur, dari Italia
hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang
sama. Matematikawan Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang
disebut Matematika Helenistik.
Thales
dari Miletus
Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika
yang dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah
matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran
induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan
aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif.
Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan
aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.
Matematika Yunani diyakini dimulakan oleh Thales
dari Miletus (kira-kira 624 sampai 546 SM) dan Pythagoras dari Samos (kira-kira
582 sampai 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka dipersengketakan, mereka
mungkin diilhami oleh Matematika Mesir dan Babilonia. Menurut legenda,
Pythagoras bersafari ke Mesir untuk mempelajari matematika, geometri, dan
astronomi dari pendeta Mesir.
Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan
soal-soal perhitungan ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai.
Dia dihargai sebagai orang pertama yang menggunakan penalaran deduktif untuk
diterapkan pada geometri, dengan menurunkan empat akibat wajar dari teorema
Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan sejati pertama dan pribadi
pertama yang menghasilkan temuan matematika. Pythagoras mendirikan Mazhab
Pythagoras, yang mendakwakan bahwa matematikalah yang menguasai semesta dan
semboyannya adalah "semua adalah bilangan". Mazhab Pythagoraslah yang
menggulirkan istilah "matematika", dan merekalah yang memulakan
pengkajian matematika. Mazhab Pythagoras dihargai sebagai penemu bukti pertama
teorema Pythagoras, meskipun diketahui bahwa teorema itu memiliki sejarah yang
panjang, bahkan dengan bukti keujudan bilangan irasional.
Eudoxus (kira-kira 408 SM sampai 355 SM)
mengembangkan metode kelelahan, sebuah rintisan dari Integral modern. Aristoteles
(kira-kira 384 SM sampai 322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides
(kira-kira 300 SM) adalah contoh terdini dari format yang masih digunakan oleh
matematika saat ini, yaitu definisi, aksioma, teorema, dan bukti. Dia juga
mengkaji kerucut. Bukunya, Elemen, dikenal di segenap masyarakat terdidik di
Barat hingga pertengahan abad ke-20. Selain teorema geometri yang terkenal,
seperti teorem Pythagoras, Elemen menyertakan bukti bahwa akar kuadrat dari dua
adalah irasional dan terdapat tak-hingga banyaknya bilangan prima. Saringan
Eratosthenes (kira-kira 230 SM) digunakan untuk menemukan bilangan prima.
Archimedes (kira-kira 287 SM sampai 212 SM) dari
Syracuse menggunakan metode kelelahan untuk menghitung luas di bawah busur
parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan memberikan hampiran yang
cukup akurat terhadap Pi. Dia juga mengkaji spiral yang mengharumkan namanya,
rumus-rumus volume benda putar, dan sistem rintisan untuk menyatakan bilangan
yang sangat besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar