Sabtu, 03 Desember 2016

Manusia sebagai Person


Manusia sebagai Person
Baru pada manusia terdapat suatu pusat yang serba Sumber berasal dari dalam,  dari diri manusia.  Akulah yang memutuskan dan bertindak Dari segi "morfologisdemikian pendapat  Teilhard de Chardin (1881-1955). peralihan dari dunia hewan ke dunia manusia kecil sekali tetapi dari segi “ontologis” yaitu melihat cara berada (the ontologic level),  peralihan tersebut merupakan suatu peralihan yang amat besar.  Berkat kesadaran dan refleksi,  manusia dapat memasuki diri dan mengambil jarak terhadap diri sendiri.  Dengan demikian,  lahirlah dunia serba baru.  Suatu kesamaan dengan makhluk yang lain nyata ada,  tetapi dalam persamaannya terdapat perbedaan yang berhubungan dengan hakikatnya.  Perbedaan sangat nyata karena,  misalnya,  manusia sadar akan diri sendiri.  Manusia punya daya refleksi,  dapat berdistansi terhadap diri,  dan dapat kembali kepada diri sendiri.  Manusia  menentukan sikapnya terhadap diri sendiri dan mengoreksi diri sendiri.  Manusia tahu,  tetapi ia juga tahu bahwa ia tahu.  Akibatnya  bahwa daya refleksi ini sangat besar.  Teilhard de Chardin mengatakan:
An other world is born.  Abstraction,  logic,  reasoned choice and invention,  mathematics,  art,  calculation of space and time,  anxieties and dreams of all these activities of inner life love... all these activities of inner life are nothing else than the effervescence of the newly-formed centre as it explodes into it self”.

Sumber: Adelbert, 2004. Antropologi Berfilsafat. Yogyakarta:Pustaka Filsafat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar