Manusia sebagai Person
Baru
pada manusia terdapat suatu pusat yang serba Sumber berasal dari dalam, dari diri manusia. Akulah yang memutuskan dan bertindak Dari
segi "morfologis” demikian pendapat Teilhard de Chardin (1881-1955). peralihan dari dunia
hewan ke dunia manusia kecil sekali tetapi dari segi “ontologis” yaitu melihat cara
berada (the ontologic level), peralihan tersebut merupakan suatu peralihan
yang amat besar. Berkat kesadaran dan
refleksi, manusia dapat memasuki diri
dan mengambil jarak terhadap diri sendiri.
Dengan demikian, lahirlah dunia
serba baru. Suatu kesamaan dengan
makhluk yang lain nyata ada, tetapi
dalam persamaannya terdapat perbedaan yang berhubungan dengan hakikatnya. Perbedaan sangat nyata
karena, misalnya, manusia sadar akan diri sendiri. Manusia punya daya refleksi, dapat berdistansi terhadap diri, dan dapat kembali kepada diri sendiri. Manusia menentukan sikapnya terhadap diri sendiri dan
mengoreksi diri sendiri. Manusia
tahu, tetapi ia juga tahu bahwa ia tahu. Akibatnya bahwa daya refleksi ini sangat besar. Teilhard de Chardin mengatakan:
“An other world is born. Abstraction,
logic, reasoned choice and
invention, mathematics, art,
calculation of space and time,
anxieties and dreams of all these activities of inner life love... all these activities of inner life are nothing
else than the effervescence of the newly-formed centre as it explodes into it self”.
Sumber:
Adelbert, 2004. Antropologi Berfilsafat. Yogyakarta:Pustaka
Filsafat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar