Individu atau person
“individu berakar pada kejasmanian”. Dengan individu
dimaksud dnegan salah satu eksemplar dari jenis yang sama. Perbedaan individu
yang satu dnegan individunyang lain bersifat kuantitatif dan numeric. Menurut hilomorfisme
Aristoteles, tiap individu tersusun atas dua unsur. Materi sebagai “materi prima” tidak mempunyai bentuk
dari dirinya sendiri. Bentuk berasal dari “forma
substantialis”. Materi bagaikan semacam substrat yang mendapat
individualitasnya yang tertentu berkat satuan dan forma.
Tiap idividu adalah suatru jenis yang sama dan
bersifat uniform. Jenislah yang menentukan bukan individualitasnya. Individualitas
mendapat keunikan yang serba baru. Keunikan itu berakar pada kerohanian bukan saja
karena ia salah satu eksempler dari jenis yang sama. Dia dikehendari demi dan
untuk dirinya sendiri. Manusia bukanhanya suatu ulangan numeric dari jenis yang
sama. Perbedaan diantara orang serba baru ituntak terhapuskan unsur
kejasmaniahannya. Dari segi materi, manusia merupakan salah satu individu. Keunikan
kuantitatif ditentukan dengan snagat teliti.misalnya warna kulit, warna
matanya, tinggi badanya,pol, bekas luka, gambar, nama, tempang tanggal
lahirnya, dan lain sebagainya.
Manusia dan person tidak sama, namun tetap merupakan
suatu kesatuan individualitas memberikan s\wajah pada kepribadian. Karena itu
seseorang semakin mempribadi, makakepribadian orang itu juga semakin tampak
dalam gerak geriknya.
Sumber: Adelbert,
2004. Antropologi Berfilsafat. Yogyakarta:Pustaka
Filsafat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar