Sabtu, 03 Desember 2016

Pendidikan berorientasipada pengajaran


Pendidikan berorientasipada pengajaran
Sistem pendidikan yang ada saat ini tidak pernah lepas dari kritik. Abdurahman Wahid (1993) dalam sebuah seminar pendidikan di ITB Bandung mengatakan bahwa output pendidikan formal kita lebih berupa “mozaik” saja, konvergen dan miskin divergensi. Mengapa demikian, karena output pendidikan sudah terlanjur distandarisasikan oleh pemerintah. Oleh karena itu cenderung konvergen karena berorientasi pada kuantitas nilai yang telah ditetapkan standarnya. Outuput pendidikan yang divergen bisa diwujudkan dengan mengoptimalisasikan setiap potensi yang dimiliki manusia. Setiap manusia memiliki potensi yang beragam dan tentunya perlu diaktualisasikan secara tepat dan proporsional. Mustahil potensi yang dimiliki siswa bisa teraktualisasikan jika setiap guru-gurunya tidak berperan sebagai pendidik yang melek pedagogik (ilmu mendidik). Saat ini banyak guru-guru yang tidak profesional dalam pengejaran dan lebih tepat dijuluki sebagai “tukang ajar” sekilas terdengar “kasar” dengan kata “tukan ajar” mengapa demikian, layaknya tukang,  guru hanya pelaksana program, pengetahuan sudah tersusun sedimikian rupa oleh pemerintah, serta mengajar dengan cara konvensional. Jadi ujung-ujungnya pendidikan turun pangkat menjadi pengajaran, pengajaran turun pangkat lagi lebih rendah lagi jadi pelatihan soal jika UN mendekat
Sumber: Dharma, dan Teguh. 2016. Struktur Fundamental Pedagogik. Bandung: PT Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar