Minggu, 04 Desember 2016

Kritik Immanuel Kant terhadap Sistem Pengetahuan

Kritik Immanuel  Kant  terhadap Sistem Pengetahuan
Immanuel Kant (1724-1804) yang hidup di abad modern dalam sejarah filsafat mewarisi logika tradisional yunani yang telah dikembangkan secara kritis oleh filosof-filosof sebelumnya. Jika dalam filsafat abad tengah, Skolastisisme, logika lebih digunakan sebagai instrument untuk menguatkan ajaran-ajaran agama dan tidak melakukan kritik terhadap logika yang dipakainya tersebut, maka Kant, dengan mgnkritik bangunan logika sejak Yunani, yakni dari rasionalisme eksterem Descartes sampai empirisme Humean, menganggap logika sebagai bentuk kritik baik terhadap pengetahuan maupun agama.

Tujuan utama dari filsafat kritis Kant adalah untuk menunjukkan, bahwa manusia bisa memahami realitas alam (natural) dan moral dengan menggunakan akal budinya. Pengetahuan tentang alam dan moralitas itu berpijak pada hukum-hukum yang bersifat apriori, yakni hukum-hukum yang sudah ada sebelum pengalaman inderawi. Pengetahuan teoritis tentang alam berasal dari hukum-hukum apriori yang digabungkan dengan hukum-hukum alam obyektif. Sementara pengetahuan moral diperoleh dari hukum moral yang sudah tertanam di dalam hati nurani manusia. Kant menentang empirisme dan rasionalisme. Empirisme adalah paham yang berpendapat, bahwa sumber utama pengetahuan manusia adalah pengalaman inderawi, dan bukan akal budi semata. Sementara rasionalisme berpendapat bahwa sumber utama pengetahuan adalah akal budi yang bersifat apriori, dan bukan pengalaman inderawi. Bagi Kant kedua pandangan tersebut haruslah dikombinasikan dalam satu bentuk sintesis filosofis yang sistematis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar