Kritik
Immanuel Kant terhadap Sistem Pengetahuan
Immanuel Kant (1724-1804) yang hidup di
abad modern dalam sejarah filsafat mewarisi logika tradisional yunani yang
telah dikembangkan secara kritis oleh filosof-filosof sebelumnya. Jika dalam
filsafat abad tengah, Skolastisisme, logika lebih digunakan sebagai instrument
untuk menguatkan ajaran-ajaran agama dan tidak melakukan kritik terhadap logika
yang dipakainya tersebut, maka Kant, dengan mgnkritik bangunan logika sejak
Yunani, yakni dari rasionalisme eksterem Descartes sampai empirisme Humean,
menganggap logika sebagai bentuk kritik baik terhadap pengetahuan maupun agama.
Tujuan utama dari filsafat kritis Kant
adalah untuk menunjukkan, bahwa manusia bisa memahami realitas alam (natural)
dan moral dengan menggunakan akal budinya. Pengetahuan tentang alam dan
moralitas itu berpijak pada hukum-hukum yang bersifat apriori, yakni
hukum-hukum yang sudah ada sebelum pengalaman inderawi. Pengetahuan teoritis
tentang alam berasal dari hukum-hukum apriori yang digabungkan dengan
hukum-hukum alam obyektif. Sementara pengetahuan moral diperoleh dari hukum
moral yang sudah tertanam di dalam hati nurani manusia. Kant menentang
empirisme dan rasionalisme. Empirisme adalah paham yang berpendapat, bahwa
sumber utama pengetahuan manusia adalah pengalaman inderawi, dan bukan akal
budi semata. Sementara rasionalisme berpendapat bahwa sumber utama pengetahuan
adalah akal budi yang bersifat apriori, dan bukan pengalaman inderawi. Bagi
Kant kedua pandangan tersebut haruslah dikombinasikan dalam satu bentuk
sintesis filosofis yang sistematis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar