Eksistensialisme Ateis dan
Religius
Manusia
bereksistensi. Inilah pengalaman asasi
yang menunjuk ke struktur asasi manusia.
Dengan keluar dari diri, aku
menjadi aku. Inilah yang dimaksud kalu
dikatakan"manusia makhluk yang eksentris.
Aliran
aliran Eksistensialisme tidak semua berpendapat sama tentang sifat eksentris
ini. Kaum Eksistensialisme yang ateis
seperti JP Sartre dan Albert Camus menolak dimensi religius Hanya dimensi
horizontallah yang diakui. Manusia untuk
mereka, berarti manusia dan dunia tidak
terlepas satu sama bereksistensi lain.
Dan dunia yang dimaksud ialah dunia benda dan dunia sesama. Perbedaan di antara kedua jenis dunia ini
cukup banyak mendapat perhatian dalam scgala aliran Eksistensialisme. Pandangan terhadap"sosialitas" antara kaum eksistensialis juga
berlain-lainan. Dalam pandangan
Sartre, kesosialan pasti gagal. Kegagalan ini merupakan salah satu bukti bahwa hidup
manusia tidak masuk menurut Sartre, ini
berbeda dengan pan- akal. Manusia adalah makhluk yang absurd. Pandangan terletak dalam dangan Gabriel
Marcel mengatakan bahwa keluhuran manusia diri.
Dimensi
religius yang ditolak dalam Eksistensialisme Sartre mendapat tempat utama dalam
Eksistensial Soren Kierkegaard dan
Gabriel Marcel. Juga dalam filsafat Emmanuel
Levinas tetapi Levinas tidak mau digolongkan pada kaum dalam banyak hal
terdapat kemiripan. pandangan pun gaya
filsafatnya adalah makhluk yang eksentnis eksistensialis, arti ini,
dan memperdalam relasinya seseorang baru menjadi diri dengan menyadari dan memperdalam relasinya dengan Tuhan. Mnusia dari dirinya
sendiri tidak mempunyai pendasaran
yang cukup. Tuhanlah dasar keberadaan segala makhluk.
Dengan
bertitik dari pengalaman asasi yaitu bahwa manusia bereksistensi, maka arti tolak dan
sifat eksentris
dikembangkan dengan pembahasan terhadap tiga dimensi tersebut. Manusia
adalah makhluk yang pluridimensional. Dimensi
benda, dimensi sesama, dimensi khas.
satu sama lain, masing-masing
dengan sifatnya yang khas.
Sumber: Adelbert,
2004. Antropologi Berfilsafat. Yogyakarta:Pustaka
Filsafat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar