Sabtu, 03 Desember 2016

Kesosialan sebagai Seruan Etis


Kesosialan sebagai Seruan Etis
Kata “social” sering menjadi kata tambahan. Sebuah lembaga misalnya disebut sebagai lembaga social. Pelbagi jenis pekerjaan disebut juga sebagai pekerjaan social. Penggunaan kata “social” sebagai kata tambahan ain mislanya, ekonomi social, politik social, milik social, keadilan social, dan seterusnya.
Dengan kata"social dimaksudkan usaha untuk mengangkat hak sesame kepada setiap orang apa yang menjadi nekankan termasuk untuk menjadi diri.  Tujuan dari kesosiala realisasi dan aktualisasi masing-masing pribadi dalam masyarakat.  DrIyarkara mengatakan, "Sosialisme adalah sistem masyarakat,politik dan ekonomi yang seca sama.  eksplisit dan formal berpangkal pada kesosialan manusia.  Karena kesosialan ia dan men berdasar pada persona,  maka tidak mungkinlah suatu bentuk sosialisme dapa daripada dipertanggungjawabkan jika tidak mengakui dasar tersebut.  Sosialisme yang terang-terangan atau implisit  merupakan suatu kontradiksi.  Janganlah  orang mengira bahwa kontradiksi ini hanya soal akademis belaka Kontradiksi dalam suatu bentuk sosialisme yang memungkiri kepribadian tadi pada dasarny bisa menjelma menjadi semacam perbuatan yang antiperikemanusiaan
Sosial sebagai kata tambahan merupakan suatu seruan etis.  Dengan ckonomi suatu ekonomi yang terarah kepada kesejah sosial,  misalnya,  dimaksudkan sebagai suatu ekonomi yang terarah kepada kesejahteraan umum. Yang dimaksudkan dengan kepentingan umum,  menurut Gaudium et spes”  ialah keseluruhan kondisi kondisi hidup kemasyarakatan,  yang memungkinkan baik kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan,  untuk secara lebih penuh dan lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri. 
Jadi,  setiap faktisitas sosial baik berupa ekonomi,  politik maupun salah satu sistem lain dalam kemasyarakatan yang menghambat realisasi dan aktualisasi pribadi nyaw manusia harus dikritik.  Kemajuan ekonominegara tidak sama dengan penambahan pendapatan nasional.  Ekonomi yang  bersifat sosial baru dapat dikatakan maju jika keberhasilan ini dibagi secara adil sehingga realisasi diri anggota suatu negara harus ikut serta anggotanya.  Semua  kelompok dan daerah dalam dalam kemajuan sejati.  Dan lagi yang satu dengan negara lain mungkin terlepas satu sama  lain. Kesosialan dalam arti internasional menjadi tema khusus ensiklik “Populorum Progressio” 
Sumber: Adelbert, 2004. Antropologi Berfilsafat. Yogyakarta:Pustaka Filsafat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar