Senin, 07 November 2016

Permasalahan filsafat tidak bersifat empiris langsung


PERMASALAHAN FILSAFAT TIDAK BERSIFAT EMPIRIS LANGSUNG
Secara umum, sebuah masalah empiris adalah maslaah yang dapat dipecahkan oleh pengalaman, baik secara langsung melalui pengamanatan maupun secara tidak lamgsung melalui eksperimen. Untuk membuktikan maslah empiris secara langsung kita hanya tinggal mengamati apa yang menjadi masalah. Misalnya, kita dapat langsung menyetujui pernyataan bhahwa kelompok minoritas mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi dengan cara menghitung kepala atau memeriksa statistik.
Dipihak lain, pembuktian tidak langsung sedikit lebih rumit. Biasanya langkah oertama ialah mengajukan sebuah hipotesis., yakni kemungkinan penjelasan tentang suatu kendati penjelasan itu belum terbukti. Namun, jika konsekuensi-konsekuensinya tidak sesuai dengan perkiraan, maka hipotesis itu tidak terbukti meskipun masih mungkin besar. Semakin besarlah kemungkinan bahwa hipotesis itu benar. Fenomena yang sesuai dengan perkiraan itu dianggap dengan “metode ilmiah”.
Klaim-klaim empiris tidak hanya di verifikasi (dibuktikan kebenarannya) tetapi juga dapat di falsifikasi  (disangkal kebenarannya). Hipotesis yang daapt difasifikasikan ialah hipotesis yang memiliki kemungkinan untuk dibuktikan salah. Alat untuk memfasifikasi suatu hipotesis itu tidak perlu benar-benar ada (dan mungkin tidak akan pernah ada). Suatu hipotesis empiris menerima kemungkinan bahwa seandainya alat itu ada, maka hipotsis itu dapat terbukti salah.
Sumber: Mark,B. 2000. Berfilsafat sebuah langkah besar. Yogyakarta: Anisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar