PERMASALAHAN FILSAFAT TIDAK BERSIFAT EMPIRIS LANGSUNG
Secara umum,
sebuah masalah empiris adalah maslaah yang dapat dipecahkan oleh pengalaman,
baik secara langsung melalui pengamanatan maupun secara tidak lamgsung melalui
eksperimen. Untuk membuktikan maslah empiris secara langsung kita hanya tinggal
mengamati apa yang menjadi masalah. Misalnya, kita dapat langsung menyetujui
pernyataan bhahwa kelompok minoritas mempunyai tingkat pengangguran yang tinggi
dengan cara menghitung kepala atau memeriksa statistik.
Dipihak lain,
pembuktian tidak langsung sedikit lebih rumit. Biasanya langkah oertama ialah
mengajukan sebuah hipotesis., yakni kemungkinan penjelasan tentang suatu
kendati penjelasan itu belum terbukti. Namun, jika konsekuensi-konsekuensinya
tidak sesuai dengan perkiraan, maka hipotesis itu tidak terbukti meskipun masih
mungkin besar. Semakin besarlah kemungkinan bahwa hipotesis itu benar. Fenomena
yang sesuai dengan perkiraan itu dianggap dengan “metode ilmiah”.
Klaim-klaim
empiris tidak hanya di verifikasi
(dibuktikan kebenarannya) tetapi juga dapat di falsifikasi (disangkal
kebenarannya). Hipotesis yang daapt difasifikasikan ialah hipotesis yang
memiliki kemungkinan untuk dibuktikan salah. Alat untuk memfasifikasi suatu
hipotesis itu tidak perlu benar-benar ada (dan mungkin tidak akan pernah ada).
Suatu hipotesis empiris menerima kemungkinan bahwa seandainya alat itu ada, maka hipotsis itu dapat terbukti salah.
Sumber: Mark,B. 2000. Berfilsafat
sebuah langkah besar. Yogyakarta: Anisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar