PANDANGAN FILSAFAT: PANDANGAN EKSISTENSIAL
Pandangan
eksistensial terhadap filsafat berbeda dengan dua pandangan sebelumnya,
pertama, para filsuf eksistensial tidak berminat untuk mengotak-atik berbagai
konsep dan prinsip demi suatu pandangan ataupun untuk menganalisis definisi
kata-kata. Mereka hanya ingin menjelaskan apa yang secara luas diterima
“kondisi manusiawi”. Dalam hal ini, filsafat tradisional dan analitis tidak
banyak relevansinya dnegan pertanyaan-pertanyaan penting tentang eksistensi
manusia.
Pandangan
eksistensi tentang tujuan filsafat berangkat dari asumsi bahwa sebagianbesar
manusia, termasuk para filsuf, telah kehilangan keekaan mengenai apa artinya
menjadi manusia. Kita telah membuang kebebasan kita, terjebak dalam
institusi-institusi dan ideologi-ideologi yang kita cipatakan sendiri, mnadi
mesin yang pasif, dan mengabaikan unsur-unsur yang lebih mendalam dan lebih
personal dari eksistensi kita.
Tjuan filsafat
eksistensial bukanlah memecahklan teka-teki intelektual ataupun hanya sekedar
memperoleh pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri., melainkan meningkatkan
kepekaan kitaterhadap kondisi-kondisdi yang mempengaruhi tindakan dan gaya
hidup kita. Dalam pengertian terbatas ini, eksistensialisme sebenarnya
merupakan sayap radikal pandangan tradisional. Atinya, patokan untuk mengukur
manfaat filsafat adalah sejauh mana ia dapat mengubah hidup seseorang.
Sumber: Mark,B. 2000. Berfilsafat
sebuah langkah besar. Yogyakarta: Anisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar