Senin, 07 November 2016

PANDANGAN FILSAFAT: PANDANGAN TRADISIONAL


PANDANGAN FILSAFAT: PANDANGAN TRADISIONAL
Yang disebut dengan pandangan tradisional sebenarnya merupakan sekelompok pandangan sejarah filsafat barat dengan beberapa cabang utama. Dalam hal ini, “kelompok” berarti suatu kumpulan yang ikatannya longgar. Ada tiga ciri utamanya:
Pertama: adanya penekanan pada kerangka konseptual yang luas serta prinsip-prinsip umum, demi menghilangkan keyakinan-keyakinan yang salah dan sekalipun demi menyatukan kepingan-kepingan dan keyakinan yang berserakan dalam seni, sains, agama, dan masyarakat.
Kedua: pandangan tradisonal adalah asumsi dasarnya bahwa ada kebenaran-kebenaran filsafat yang objektif, yang berbeda dengan kebenaran-kebenaran logika awam dan sains. Tujuan filsafat adalah menemukan kebenaran-kebenaran objektif itu. Tentu saja para filsuf dalam tradisi ini mengembangkan teori-teori yang sanagt berbeda-beda tentang brealitas, pengetahuan, dan moralitas, tetapi perbedaan-perbedaan tersebut dianggap dapat didamaikan.
Ketiga: penekanan pada upaya menentukan prinsip-prinsip moral dan sosial secara rasional. Prinsip-prinsip itu kemudian menjadi patokan untuk menilai pilihan kita dalam bertindak. Bagi para filsuf tardisional, ada hubungan erat anatar pengetahuan dan tindakan. Filsuf-filsuf yang sangat berbeda pandangan seperti Aristoteles, Karl  Mark (1818-1883) dan John Dewey (1858-1952) pun sama-sama meyakini bahwa pengetahuan yang dicapai dalampenyelidikan filsafat harus berguna bagi individu maupun masyarakat. Pengetahuan dan tindakan memang haruslah berkaitan erat.
Sumber: Mark,B. 2000. Berfilsafat sebuah langkah besar. Yogyakarta: Anisius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar