PANDANGAN FILSAFAT: PANDANGAN TRADISIONAL
Yang disebut
dengan pandangan tradisional sebenarnya merupakan sekelompok pandangan sejarah
filsafat barat dengan beberapa cabang utama. Dalam hal ini, “kelompok” berarti
suatu kumpulan yang ikatannya longgar. Ada tiga ciri utamanya:
Pertama: adanya
penekanan pada kerangka konseptual yang luas serta prinsip-prinsip umum, demi
menghilangkan keyakinan-keyakinan yang salah dan sekalipun demi menyatukan
kepingan-kepingan dan keyakinan yang berserakan dalam seni, sains, agama, dan
masyarakat.
Kedua: pandangan
tradisonal adalah asumsi dasarnya bahwa ada kebenaran-kebenaran filsafat yang
objektif, yang berbeda dengan kebenaran-kebenaran logika awam dan sains. Tujuan
filsafat adalah menemukan kebenaran-kebenaran objektif itu. Tentu saja para
filsuf dalam tradisi ini mengembangkan teori-teori yang sanagt berbeda-beda
tentang brealitas, pengetahuan, dan moralitas, tetapi perbedaan-perbedaan
tersebut dianggap dapat didamaikan.
Ketiga:
penekanan pada upaya menentukan prinsip-prinsip moral dan sosial secara
rasional. Prinsip-prinsip itu kemudian menjadi patokan untuk menilai pilihan
kita dalam bertindak. Bagi para filsuf tardisional, ada hubungan erat anatar
pengetahuan dan tindakan. Filsuf-filsuf yang sangat berbeda pandangan seperti
Aristoteles, Karl Mark (1818-1883) dan
John Dewey (1858-1952) pun sama-sama meyakini bahwa pengetahuan yang dicapai
dalampenyelidikan filsafat harus berguna bagi individu maupun masyarakat.
Pengetahuan dan tindakan memang haruslah berkaitan erat.
Sumber: Mark,B. 2000. Berfilsafat
sebuah langkah besar. Yogyakarta: Anisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar