Senin, 07 November 2016

PANDANGAN FILSAFAT: Pandangan Analitis


PANDANGAN FILSAFAT: PANDANGAN ANALITIS
Pandangan analitis memiliki tujuan yang persis berlawanan dengan tujuan filsafat tradisional. Yang tekanannya bukanlah upaya memadukan kepingan-kepingan (keyakinan dan kosep yang berserakan) kedlam suatu gambar  yang utuh (dengan menggunakan prinsip-prinsip pemersatu) melainkan pertama dan terutama menguraikan dan menjelaskan kepingan-kepingan itu sendiri. sejalan dengan penekanan itu, diyakini bahwa banyak permasalahan dan teori filsafat tradisional disebebkan oleh kekecauan bahasa, karena kata-kata dan kalimat-kalimat yang tampaknya menunuk pada suatu arti ternyata bisa saja menunjuk pada arti yang berbeda. Tujuan filsafat seharusnya menangani masalah ini dengan mengungkap kekacauan tersebut dan menganalisis konsep-konsep tersebut.
Pada masa kejayaan analitis beberapa puluh tahun lalu, para filsuf pendukung aliran ini menyatakan bahwa tugas pertama dan utama seorang filsuf adalah menjelaskan makna,  bukan mencari kebenaran-kebenaran baru tentang keyakinan. Filsafat seharusnya lebih banyak berperan membantu kita mempertimabngkan kembali apa-apa yang kita anggap sudah kita ketahui menambah pengetahuan kita tentang dunia. Dismaping menolak pandangan tradisonal, mereka juga menyatakan bahwa bukan tugas filsuflah untuk merumuskan patokan-patokan nilai, menganjurkan bagaimana orang seharusnya bertingakh laku, memperdebatkan sistem politik macam apa yang terbaik, atau mengajari kita tentang apa yang membuat suatu karya seni dikatakan hebat. Para filsuf, menerut mereka, tiodak memiliki kompetensi khusus untuk menginterpretasikan niali kecuali sebatas menganalisis ciri-ciri logisnya.
Belakangan, sikap itu sudah banyak berubah. Filsafat analitis memang memegang teguh metode-metode yang ketat secara teknis, namun sedikit banyak telah kembali ke pengertian tradisional tentang tujuan filsafat. penekanan terhadap makna masih tetap ada, namun kini dimbangi dengan upaya baru oencarian kebenaran-kebenaran moral, politis dan metafisik. Orang sepakat, para filsuf memiliki kemampuan kritis yang khusus dalam menginterpretasikan nilai-nilai kemanusiaan. Meskipun perubahan orientasi tersebut spertinya memunculkan kontradiksi, tercermin bahwa ada kebutuhan akan suatu perspektif yang seimbang. Semua disiplin keilmuan selalu mengalami perkembangan tidak terkecuali filsafat.
Sumber: Mark,B. 2000. Berfilsafat sebuah langkah besar. Yogyakarta: Anisius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar