CIRI-CIRI
PEMIKIRAN FILSAFAT
Menurut Clarence
I. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu
proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedngkan sisi yang tekandung berbafai
kegiatan/problem kehidupan manusia tersebut dikatakan sampai pada drajat
pemikiran filsafat, tetapi dalam kegiatan atau problem yang terdapat beberapa
ciriyang dapat mencapaaiderajat pemikiran filsafat adalah sebagai berikut:
a.
Secara umum atau
universal
Pemikiran
filsafat mempunyai kecederungan sangat umum,dan tingkat keumumannya
sanagt tinggai. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-obhek
khusus, akan ettapi brsangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum,
misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.
b.
Tidak faktual
Kata lain dari tidak faktual adala spekulatif, yang
artinya filsafat membuat dugaan –f=dugaan yang masuk akan mengenai sesuatu
dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini sebagai sesuatu hal yang melampaui
tapal batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah. Jawaban yang didapat dari
dugaan-dugaan tersebut sifatnya juga spekulatif. Hal ini bukan berarti bahwa
pemikiran filsafat tidal ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk
dalam lingkungan kewenangan ilmu khusus.
c.
Bersangkutan
dengan nilai
Yang dibicarakan dalam penilaian adalah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila
dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai.
d.
Berkaitan dengan
arti
Seuatu yang bernilai tentu didalamnya penuh dnegan
arti, agar para filosof dalam mengungkapkan ide-idenya sarat dengan arti, para
filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa yang
tepat (ilmiah), sema itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan/sesat pikir
(fallacy)
e.
Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu
mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikatif tersebut diharapkan akan
mampu melahirkan pemikiran baru sehuingga akan terjadi proses pemikiran yang
dinamis: dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya, sehingga
tiada habis-habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektif) akan dapat
menyuburkan intelektual.
Sumber: Achmadi,
Asmoro. 2009. Filsafat Umum. Jakarta:
Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar