PANDANGAN ISLAM
MENGENAI FALSAFAH
Jika dilihat
dari segi sejarahnya, jelas bahwa falsafah jauh lebih dahulu timbulnya daripada
Agama Islam. Islam muncul di Gurun
Pasir Arabia yaitu Mekah pada abd ke-6 M. Sedangkan Falsafah terbit di Yunani kira-kira pada abad ke-5 M atau jauh
sebelumnya.
Kenyataannya
sejarah ini menunjukan baha dalam islam, falsafah dan ilmu pengetahuan mendapat
tempat layak dan sama sekali tidk bertentangan secara prinsip dengan
ajaran-ajaran islam. Bahkan Al-Qur’an secara tegas memberikan
kemungkinan-kemungkinan bagi pemikiran-pemikran filosofis itu. Ayat-ayat Al-Qur’an
yang menyuruh manusia menggunakan pikirannya dengan menjadikan alam semesta
sebagai objek pemikirannya, disamping mendorong ilmu pengetahuan yang amat
berguna untuk kehidupan manusia juga merangsang munculnya pemikiran-pemikiran
filosofis dalam islam.
Dengan kata lain
orientasi falsafah islam selama ini bersifat vertikal dan jarag menghampiri persoalan-persoalan yang bersifat horizontal (masalah sosial dan alam
semesta).hal ini sangat erat kaitannya dengan situasi yang berkembang pada aktu
itu dimana maslaah ketuhanan menjadi topik yang selalu aktual diperbincangkan
oleh kaum muslimin. Di lain pihak, kaum muslimin ingin mempertemukan antara berita-berita
wahyu yang diyakini sebagai kebenaran yang diyakini dengan teori-teori falsafah
yang bersumber dari rasio murni itu.
Apakah falsafah
dapat mencapai kebenaran dan kalau dapat bagaiman kebenaranyang dicapai itu
dibandingkan dengan kebenaran wahyu? Hal
ini menjadi ajang perdebatan dikalangan kaum muslimin sejak merek mengenal
falsafah dari Yunani itu.
Islam
mengajarkan bahwa kebenaran hakiki
(Al-Haqq) hanyalah berasal dari Tuhan dan baha apa yang berasal dari Tuhan
adalah kebenaran yang pasti. Sebagaimana
disebut dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:
‘Katakanlah: Apakah diantara sekutu-ekutumu ada yang menunjukan kepeda
kebenaran (Al-Haqq)?. Katakanlah: Allah-lah yang menunjuki pada kebenaran. Maka
apakah orang-orang yang menunjuki kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah
orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa
kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan? Dan kebanyakan
mereka tidak mengikuti persangkaan saja. Sesenugguhnya persangkaat itu tidak
sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
apa yang mereka kerjakan’ (Yunus 10:35-36)
Dalam ayat-ayat
diatas ditegaskan bahwa Allah adalah Al-Haqq (kebenaran yang hakiki) danoleh
karena itu Dia menjadi dumber dari segala kebenaran. Dengan demikian pula
segala yang berasla dari Tuhan mempunyai nilai kebenaran yang pasti yang tdiak
dapat dibantah atau diragu-ragukan.
Akan halnya
falsafah yang juga dianggap dapat membawa kepada kebenaran, maka islam mengakui
bahwa selain kebenaran Hakiki, masih adalagi kebenaran yang bersifat Absolut
yaitu kebenaran yang dicapai sebagai hasil usaha akal budi manusia. Kebenaran
falsafah disebut Kebenaran Spekulatif karena berbicara tentang hal-hal yang abstrak
yang tidak dapat dieksperimen, tidak dapat diuji, dan atau diriset. Oleh sebab
itu, tujuan mempelajari falsafah dalam islam adalah agar supaya kita (sebagai
muslim) dapat mengambil manfaat dari akal pikiran yang bermacam-macam untuk kekuatan dan kejayaan
islam itu sendiri. dengan mempelajari falsafah kita dapat mengenal dan memahami
dengan baik keunggulan ajaran-ajaran islam dari selainnya. Sedangkan dilain
pihak kita dapat mengambil manfaat dari alam pikiran yang ada itu untuk
kekuatan islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar