Senin, 03 Oktober 2016

Pandangan Islam mengenai Falsafah


PANDANGAN ISLAM MENGENAI FALSAFAH
Jika dilihat dari segi sejarahnya, jelas bahwa falsafah jauh lebih dahulu timbulnya daripada Agama Islam. Islam muncul di Gurun Pasir Arabia yaitu Mekah pada abd ke-6 M. Sedangkan Falsafah terbit di Yunani kira-kira pada abad ke-5 M atau jauh sebelumnya.
Kenyataannya sejarah ini menunjukan baha dalam islam, falsafah dan ilmu pengetahuan mendapat tempat layak dan sama sekali tidk bertentangan secara prinsip dengan ajaran-ajaran islam. Bahkan Al-Qur’an secara tegas memberikan kemungkinan-kemungkinan bagi pemikiran-pemikran filosofis itu. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menyuruh manusia menggunakan pikirannya dengan menjadikan alam semesta sebagai objek pemikirannya, disamping mendorong ilmu pengetahuan yang amat berguna untuk kehidupan manusia juga merangsang munculnya pemikiran-pemikiran filosofis dalam islam.
Dengan kata lain orientasi falsafah islam selama ini bersifat vertikal dan jarag menghampiri persoalan-persoalan yang bersifat horizontal (masalah sosial dan alam semesta).hal ini sangat erat kaitannya dengan situasi yang berkembang pada aktu itu dimana maslaah ketuhanan menjadi topik yang selalu aktual diperbincangkan oleh kaum muslimin. Di lain pihak, kaum muslimin ingin mempertemukan antara berita-berita wahyu yang diyakini sebagai kebenaran yang diyakini dengan teori-teori falsafah yang bersumber dari rasio murni itu.
Apakah falsafah dapat mencapai kebenaran dan kalau dapat bagaiman kebenaranyang dicapai itu dibandingkan dengan kebenaran wahyu?  Hal ini menjadi ajang perdebatan dikalangan kaum muslimin sejak merek mengenal falsafah dari Yunani itu.
Islam mengajarkan bahwa kebenaran hakiki (Al-Haqq) hanyalah berasal dari Tuhan dan baha apa yang berasal dari Tuhan adalah kebenaran yang pasti. Sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:
Katakanlah: Apakah diantara sekutu-ekutumu ada yang menunjukan kepeda kebenaran (Al-Haqq)?. Katakanlah: Allah-lah yang menunjuki pada kebenaran. Maka apakah orang-orang yang menunjuki kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan? Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti persangkaan saja. Sesenugguhnya persangkaat itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan’ (Yunus 10:35-36)
Dalam ayat-ayat diatas ditegaskan bahwa Allah adalah Al-Haqq (kebenaran yang hakiki) danoleh karena itu Dia menjadi dumber dari segala kebenaran. Dengan demikian pula segala yang berasla dari Tuhan mempunyai nilai kebenaran yang pasti yang tdiak dapat dibantah atau diragu-ragukan.
Akan halnya falsafah yang juga dianggap dapat membawa kepada kebenaran, maka islam mengakui bahwa selain kebenaran Hakiki, masih adalagi kebenaran yang bersifat Absolut yaitu kebenaran yang dicapai sebagai hasil usaha akal budi manusia. Kebenaran falsafah disebut Kebenaran Spekulatif  karena berbicara tentang hal-hal yang abstrak yang tidak dapat dieksperimen, tidak dapat diuji, dan atau diriset. Oleh sebab itu, tujuan mempelajari falsafah dalam islam adalah agar supaya kita (sebagai muslim) dapat mengambil manfaat dari akal pikiran yang  bermacam-macam untuk kekuatan dan kejayaan islam itu sendiri. dengan mempelajari falsafah kita dapat mengenal dan memahami dengan baik keunggulan ajaran-ajaran islam dari selainnya. Sedangkan dilain pihak kita dapat mengambil manfaat dari alam pikiran yang ada itu untuk kekuatan islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar