FILSAFAT ILMU
Definisi filsafat ilmu
terdiri dari dua kata, yaitu kata filsafat dan kata ilmu. Masing-masing
memiliki makna yang berbeda dan hakikat yang berlainan. Kata filsafat,
diartikan sebagai pengetahuan tentang kebijaksanaan (sophia), prinsip-prinsip
mencari kebenaran, atau berpikir rasional-logis, mendalam, dan tuntas (radikal)
dalam memperoleh kebenaran. Kata filsafat sendiri berasal dari Bahasa Yunani
yang diambil dari arti kata “philos”, yang berarti cinta, dan “sophia” yang
berarti kebijaksanaan.
Adapun kata ilmu
(science) yang diartikan sebagai pengetahuan tentang sesuatu. menurut Maufur
(2008;30) menjelaskan bahwa ilmu adalah sebagaian pengetahuan yang memiliki dan
memenuhi persyaratan tertentu, artinya ilmu tentu saja merupakan pengetahuan,
tetapi pengetahuan belum tentu ilmu. Karena pengetahuan untuk dapat
dikategorikan sebagai ilmu harus memenuhi beberapa persyaratan seperti
sistematik, general, rasioanal, objektif, menggunakan metode tertentu, dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Jujun S. Suriasumantri
menjelaskan bahwa filsafat ilmu merupakan suatu pengetahuan bahwa atau
epistemologis yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah
tersebut tidak lagi merupakan misteri. Secara garis besar, Jujun menggolongkan
pengetahuan menjadi tiga kategori umum, yakni: 1) pengetahuan tentang yang baik
dan yang buruk, yang disebut juga dengan etika; 2) pengetahuan tentang indan
dan yang jelek, yangdisebut dengan estetika atau seni; 3) pengetahuan tentang
yang benar dan yang salah, yang disebut dengan logika.
Sedangkan obek filsafat
ilmu menurut Jujun S. Suriasumantri (1986;2) tiap-tiap pengetahuan memiliki
tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya.
Komponen tersebut adalah ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi
menjelaskan atau untuk menjawab mengenai pertanyaan apa, epistemologi menjelaskan atau menjawab mengenai pertanyaan bagaimana, aksiologi menjelaskan atau
menjawab mengenai pertanyaan untuk apa?.
Filsafat ilmu sangat
berperan dalam memahami konsep dan teori ilmu untuk membangun teori ilmiah
untuk membangun teori ilmiah melalui landasan filosofis melalui kajian
filsafat. Sedangkan arah filsafat ilmu dapat dipahami dari beberapa pendapat
antara lain; pertama, bahwa filsafat
ilmu diarahkan pada pembekalan pemahaman terhadap wawasan baik (Ismaun,
2004;2). Kedua, sebagaimana diarahkan
Burhanuddin Salam (2006; 11-12) filsafat ilmu diarahkan untuk; a) untuk lebih
memanusiakan diri atau lebih mendidik atau membangun diri sendiri, b) agar
dapat mempertahankan sikap yang objektif dan mendasarkan pendapat atau
pengetahuan yang objektif tidak hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
simpati dan antipati saja, c) agar berpikir secara holistis dalam menyelesaikan
suatu permasalahan, tidak mementingkan egoisme, dan d) agar dapat berpikir
kritis, dan tidak tergantung pada orang lain.
Ruang lingkup filsafat
ilmu pada dasranya mencangkup dua pokok bahasan utama, yaitu membahas
sifat-sifat pengetahuan ilmiah (epistemologis) dan menelaah cara-cara
mengusahakan pengetahuan ilmiah (metodologi). Sehingga filsafat ilmu ini pada
akhirnya dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu sebagai berikut: a) Filsafat ilmu umum, yang mencangkup
kajian tentang persoalan keseragaman, serta hubungan di antara segenap ilmu. Kajian
ini terkait dengan masalah hubungan antara ilmu dengan kenyataan, kesatuan,
perjenjengan, susunan kenyatan, dan sebagainya. b) Filsafat ilmu khusus yaitu kajian filsafat ilmu yang membicarakan
kategori-kategori serta metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu
atau dalam kelompok-kelompok ilmu
tertentu. Seperti dalam kelompok ilmu alam, kelompok ilmu
kemasyarakatan,kelompok ilmu tekhnik, dans sebagainya.
Metode berpikir pada masa ini sudah mengugunkana
metode dengan mulai dari pengamatan yang ditunjang oleh teori-teori kemudian
dianalisis yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga kesalahan-keslahan
dapat diperbaikidan menghasilkan yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar