Senin, 03 Oktober 2016

Kesenjangan antara kebenaran dan fakta


Kesenjangan antara kebenaran dan fakta
Pada zaman dahulu, nilai-nilai kebenaran sangat dijunjung tinggi baik oleh orang tua, pendidik, ulama, dan anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat., berbangsa, dan bernegara. Prinsip satu kata dengan perbuatan atau perilaku masih terwujud dalam fakta yang dapat diamati. Sebagai contoh, keluarga kaum ulama pada zaman dahulu masih konsisten dalam menjalankan ajaran agama islam tentang etika bergaul anta pria dan wanita, etika cara berpaikaian menurut islam bagi kaum pria dan wanita, serta etika-etika lain yang semuanya telah diatur dalam Al Qur’an dan Hadist. Ajaran-ajaran dalam islam tersebut merupakan suatu kebaikan dan kebenaran yang sifatnya mutlak. Karena itu tata cara bergaul antara pria dan wanita serta tata cara berpakaian anatar pria dan wanita islam dizaman praglobalisasi penuh dnegan nilai-nilai dan etika tentang sopan-santun. Fenomena ini terwujud dalam fakta dimasyarakat yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya di era globalisasi, nilai-nilai kebenrana khususnya etika bergaul dan tata cara berpakaian anatara pria dan wanita dalam islam sudah mulai ditinggalakan oleh sebagian anggota masyarakat remaja yang terwujud dalam fakta. Sebagai contoh ajaran islam tentang ‘larangan mendekati zina’ sebagai suatu ajaran mengandung nilai kebenaran yang mutlak, kini telah ditinggalkan oleh sebagian remaja yang berpola pikir kebarat-baratan. Islam juga mengajarkan nilai sopan-santun yang mengandung nilai kebenaran tentang keharusan kaum wanita untuk menutup aurat, namun dalam faktanya, sebagian remaja telah menganggap ajaran itu tidak benar atau kuno sehingga nilai kebenaran agama mengalami krisis dan kesenjangan dengan kenyataan atau fakta yang diamati dala kehidupan sehari-hari dimasyarakat.
Pada dasarnya kebenaran dalah sesuatu yang ada secara objektif, logis dan merupakan yang terjadi yang dapat diterima secara logis dan merupakan sesuatu yang empiris. Sedangkan fakta merupakan kenyataan yang terjadi yang dapat diterima secara logis dan dapat diamati secara nyata dengan pancaindra manusia.
Kasus jatuhnya pesawat Mandala di Medan beberapa tahun yang lalu merupakan contoh sutu fajta yang etrjadi dilapangan. Kenyataan berupa kasus jatuhnya pesawat tersebut merupakan sutu kasus yang benar adanya. Dengan kebenaran atas terjadinya kecelakaan pesaat merupakan suatu fakta yang tidak bisa dibantah lagi atas kebenarannya., baik secara logikan maupun empiris. Contoh lain, shalat dapat mencegah manusia kepada kemunkaran suatu kebenaran wahyu yang tidak dapat dibantah lagi, baik secara logika maupun secara empiris, karena dalam kenyataanya apabila orang shalatnya baik dan benar, maka prilakunya menjadi bagus di masyarakat.
Dari uraian dan kedua contoh diatas, menunjukan bahwa antara kebenaran dan fakta merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. dengan kata lain, antar fakta dan kebenaran, dan anatara kebenaran dan fakta merupakan dua hal yang berkaitan sangat erat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar