DIMENSI KAJIAN
FILSAFAT
DIMENSI
EPISTEMOLOGI
Epistemologi
sering juga disebut dengan teori pengetahuan (theory of know ledge). Secara entimologii, istilah epistemologi
berasal dari kata Yunani episteme yang
artinya pengetahuan, dan logos yang artinya ilmu atau teori. Jadi, epistemologi
dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau
sumebr, struktur, metode, dan syahnya pengetahuan.
Menurut Conny
Semiawan dkk, (2005; 15) epistemologi adalah cabang filsafat yang menjelaskan
tentang masalah-masalah filosofis sekitar teori pengetahuan. Epistemologi
memfokuskan pada makna pengetahuan yang menghubungkan dengan konsep, sumber dan
kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dn sebagainnya.
Epsitemologi
meliputi sumber, sarana, dan tata cara menggunakan sara tersebut untuk mencapai
pengetahuan(ilmiah). Perbedaan mengenai pilihan landasan ontologi akan dnegan
sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita
pilih. Akal, budi, pengalaman, atau kombinasi antara akal dan pengalaman,
institusi, merupakan sarana yang dimaksud dengan epistemologis, sehingga
dikenal dengan adanya model-model epistemologis seperti rasionalisme,
empirisme, kritisisme, atau rasioanalisme kritis, positivisme, fenomenologi
dengan berbagai variasinya.
Suatu
pengetahuan itu termasuk ilmu atau pengetahuan ilmiah apabila pengetahuan itu
dan cara memperoleh telah memenuhi syarat tertentu. Apabila syarat-syarat itu
belum terpenuhi, maka suatu pengetahuan daat digolongkan kedalam pengetahaun
lain yang bukan ilmu, walaupun buka
termasuk filsafat. Syarat-syarat itu adalah dasar pembenaran, sifat sistematis,
dan sifat intersbujektif.
Secara garis
besar terdapat dua aliran pokok dalam epistemologi, yaitu rasioanlisme, dan
empirisme,yang pada gilirannya kemudian muncul beberapa isme lainnya, misalnya
nasionalisme, kritis, fenomenalisme, instusionisme, positivisme, dan
seterusnya. Sedangkan filsafat empirisme bersumber dari filsafat aristoteles
baha realitas yang sebenarnya dalah terletak pada benda-benda konkret, yang
dapat diindera, bukan pada ide sebagaimana kasus plato. Menurut Aristoteles
bahwa sumber ilmu adalah pengalaman empiris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar