Kamis, 06 Oktober 2016

Dimensi kajian Filsafat (Dimensi Epistemologi)


DIMENSI KAJIAN FILSAFAT
DIMENSI EPISTEMOLOGI
Epistemologi sering juga disebut dengan teori pengetahuan (theory of know ledge). Secara entimologii, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani episteme yang artinya pengetahuan, dan logos yang artinya ilmu atau teori. Jadi, epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumebr, struktur, metode, dan syahnya pengetahuan.
Menurut Conny Semiawan dkk, (2005; 15) epistemologi adalah cabang filsafat yang menjelaskan tentang masalah-masalah filosofis sekitar teori pengetahuan. Epistemologi memfokuskan pada makna pengetahuan yang menghubungkan dengan konsep, sumber dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dn sebagainnya.
Epsitemologi meliputi sumber, sarana, dan tata cara menggunakan sara tersebut untuk mencapai pengetahuan(ilmiah). Perbedaan mengenai pilihan landasan ontologi akan dnegan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal, budi, pengalaman, atau kombinasi antara akal dan pengalaman, institusi, merupakan sarana yang dimaksud dengan epistemologis, sehingga dikenal dengan adanya model-model epistemologis seperti rasionalisme, empirisme, kritisisme, atau rasioanalisme kritis, positivisme, fenomenologi dengan berbagai variasinya.
Suatu pengetahuan itu termasuk ilmu atau pengetahuan ilmiah apabila pengetahuan itu dan cara memperoleh telah memenuhi syarat tertentu. Apabila syarat-syarat itu belum terpenuhi, maka suatu pengetahuan daat digolongkan kedalam pengetahaun lain yang  bukan ilmu, walaupun buka termasuk filsafat. Syarat-syarat itu adalah dasar pembenaran, sifat sistematis, dan sifat intersbujektif.
Secara garis besar terdapat dua aliran pokok dalam epistemologi, yaitu rasioanlisme, dan empirisme,yang pada gilirannya kemudian muncul beberapa isme lainnya, misalnya nasionalisme, kritis, fenomenalisme, instusionisme, positivisme, dan seterusnya. Sedangkan filsafat empirisme bersumber dari filsafat aristoteles baha realitas yang sebenarnya dalah terletak pada benda-benda konkret, yang dapat diindera, bukan pada ide sebagaimana kasus plato. Menurut Aristoteles bahwa sumber ilmu adalah pengalaman empiris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar