Senin, 03 Oktober 2016

Kedudukan Falsafah bagi Manusia


KEDUDUKAN FALSAFAH BAGI MANUSIA
Seperti telah diketahui bahwa falsafah muncul sebagai suatu kegiatan berpikir manusia, mempertanyakan, menganalisis sampai ke akar-akarnya tentang hakekat-hakekat dari realitas yang ada dihadapannya. Naluri insan yang selalu ingi mempertanyakan sesuaru sampai ke radiksnya itulah yang menimbulka falsafah. Hal-hal yang menggoda pikiran untuk mempertanyakan antara lain: apakah alam semesta itu sesungguhnya? Adakah alam itu hanya ada dalam pikiran dan tidak mempunyai wujud realitas? Adakah disana benar-benar terdapat Tuhan ataukah yang ada hanya benda dan tenaga? Dari apa benda tersebut dibuat? Siapakah manusia ini sesunggguhnya? Manusia itu hidup, apakah hidup itu? Suatu ketika mati, apakah kematian itu? Kemana ia pergi sesudah mati? Selanjutnya apakah yang disebut kebenaran dan apa kesalahan itu? Ketika melihat orang merampas hak-hak orang lain, terlintas pertanyaan apakah keadilan itu? Mungkinkah keadilan itu dapat terwujud di atas dunia ini atau ia harus merupakan utopia yang diangan-angankan manusia?
Sebenarnya kita masih dapat mengemukankan sederetan petanyaan-pertanyaan panjang yang lain, tetapi kalau disimpulkan maka semua pertanyaan itu akan kembali berkisar pada tiga persoalan pokok yang selalu dibahas kembali berkisar pada tiga persoalan alam, persoalan manusia dan persoalan tentang Tuhan. Meskipun ilmu pengetahuan dan agama berupaya untuk menjawab sebagian persoalan-persoalan itu, namun manusia dengan naluri tanya dan pikirnya tetap ingin mempertanyakan, mempersoalkan hal-hal itu lebih jauh.
Karena perbedaan kemampuan, perbedaan lingkungan, perbedaan ruang dan waktu, manusia memberikan jawaban-jawabannya terhadap persoalan itu., menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan jawaban dalam hal masalah-masalah yang sama. Akhirnya muncullah aliran-aliran atau konsepsi-konsepsi pemikiran tentang hal-hal tersebut. Diantaranya ada yang bersamaan, ada yang bersinggungan tetapi tidak sedikit yang saling bertentangan sehingga relatif akal manusia menjadi salah satu penyebab terjadinya perbedaan-perbedaan itu.
Persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dari zaman ke zaman maperlihatkan gejala perkembangan ke arah yang semakin kompleks. Kalau dahulu persoalan manusia masih sangat sederhana, maka lama kelamaan persoalan-persoalan itu semakin banyak dan semakin beraneka, yang tentunya mengundang pemikiran yang beraneka pula. Memang yang dibicarakan oleh falsafah dari dulu hingga kini tetap berkisar pada tiga pokok masalah tetapi aspek-aspek falsafah dari ketiga persoalan itu, terutama tentang alam dan manusia selalu berkembang dan bervariasi dari masa ke masa sehingga pemikiran-pemikiran dalam bidang falsafah semakin banyak pula.
Namun falsafah merupakan usaha pendalaman lebih lanjut dari ilmu pengetahuan sebagai suatu hasil berpikir terdalam. Sebab sesungguhnya falsafah itu membimbing kita untuk berpikir secara utuh dan bulat sehingga kita dapat menjawab problema-problema secara interdidiplin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar