Kamis, 06 Oktober 2016

Dimensi kajian Filsafat (Dimensi Ontologi)


DIMENSI KAJIAN FILSAFAT
DIMENSI ONTOLOGI
Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada. Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu taonta yang berarti “yang berada”, dan logos  berarti ilmu pengetahuan atau ajaran tentang yang berada.
Ontologis menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-kategori yang logis, yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada, dalam kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori menganai prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal pemakainnya akhir-akhir ini ontologi dpandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
Term ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M, untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang ebrsifat metafisis. Dalam perkembangannya Christian Wolff (169-1757) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan metafisika khusu. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontologi.
Objek telaah ontologi adalah yang ada, yaitu ada individu, ada umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universla, ada mutlak, termasuk kosmologi dam ada sesudah kematian maupun sumber segala yang ada, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, pencipta dan pengatur segala penentu alam semesta. Studi tentang yang ada, pada tataran studi filsafat pada umumnya dilakukan oleh filsafat metafisika. Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas.
Lorens Bgaus memperkenalkan tiga tingkat abstraksi dalam ontologi yaitu abstarksi fisik, abstraksi bentuk, abstraksi metafisik. Abstraksi metafisik mendeskripsikan metafisik mengenai prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metafisik. Metode pembuktian dalam ontlogi oleh Lorens Bagus dibedakam menjadi dua yaitu: pembuktian apriori dan pembuktian a posteriori

Tidak ada komentar:

Posting Komentar